Sejarah Istana Tampak Siring
Usaha Mayadenawa gagal. Akhirnya ia ditangkap oleh para pengejarnya. Namun, sebelum itu, dengan sisa-sisa kesaktiannya ia berhasil menciptakan mata air beracun yang menyebabkan banyak kematian bagi para pengejarnya setelah mereka meminum air dari mata air ciptannya itu. Batara Indra pun menciptakan mata air yang lain sebagai penawar air beracun tersebut. Air Penawar racun itu diberi nama Tirta Empul (yang bermakna 'airsuci'). Kawasan hutan yang dilalui Raja Mayadenawa denagn berjalan di atas kakinya yang dimiringkan itulah wilayah ini dikenal dengan nama Tampaksiring.
Menurut riwayatnya, disalah satu sudut kawasan Istana Tampaksiring, menghadap kolam Tirta Empul di kaki bukit, dulu pernah ada bangunan peristirahatan milik Kerajaan Gianyar. Di atas lahan itulah sekarang berdiri Wisma Merdeka , yaitu bagian dari Istana Tampaksiring yang pertama kali dibangun.
Istana Kepresidenan Tampaksiring berdiri atas prakarsa Presiden I Republik Indonesia, Soekarno, sehingga dapat dikatakan Istana Kepresidenan Tampaksiring merupakan satu-satunya istana yang dibangun pada masa pemerintahan Indonesia.
Pembangunan istana dimulai taun 1957 hingga tahun 1960. Namun, dalam rangka menyongsong kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV (ASEAN Summit XIV) yang diselenggarakan pada tanggal 7-8 Oktober 2003, Istana Tampaksiring menambahkan bangunan baru berikut fasilitas - fasilitasnya, yaitu gedung untuk Konferensi dan untuk resepsi. Selain itu, istana juga merenovasi Balai Wantilan sebagai gedung pagelaran kesenian.
Istana Kepresidenan Tampaksiring dibangun secara bertahap. Arsiteknya ialah R.M Soedarsono. Yang pertama kali dibangun adalah Wisma Merdeka dan Wisma Yudhistira, yakni pada tahun 1957. Pembangunan berikutnya dilaksanakan tahun 1958, dan semua bangunan selesai pada tahun 1963. Selanjutnya, untuk kepentingan kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN XIV, yang diselenggarakan di Bali pada tanggal 7-8 Oktober 2003, Istana dibangun gedung baru untuk Konferensi beserta fasilitas-fasilitasnya dan merenovasi Balai Wantilan. Kini Tampaksiring juga memberikan kenyamanan kepada pengunjungnya (dalam rangka kepariwisataan) dengan membangun pintu masuk tersendiri yang dilengkapi dengan Candi Bentar, Koro Agung, serta Lapangan Parkir berikut Balai Bengongnya.
Sejak dirancangnya / direncanakan, pembangunan Istana Kepresidenan Tampaksiring difungsikan untuk tempat peristirahatan bagi Presiden Republik Indonesia beserta keluarga dan bagi tamu-tamu negara. Usai pembangunan istana ini, yang pertama berkunjung dan bermalam di istana adalah pemrakarsanya, yaitu Presiden Soekarno. Tamu Negara yang bertama kali menginap di istana ini ialah Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand, yang berkunjung ke Indonesia bersama permaisurinya, Ratu Sirikit (pada tahun 1957).
Menurut catatan, tamu-tamu negara yang pernah berkunjung ke Istana Kepresidenan Tampaksiring, antara lain adalah Presiden Ne Win dari Birma ( sekarang Myanmar), Presiden Tito dari Yugoslavia, Presiden Ho Chi Minh dari Vietnam, Perdana Menteri Nehru dari India, Perdana Menteri Khruchev dari Uni Soviet, Ratu Juliana dari Negeri Belanda, dan Kaisar Hirihito dari Jepang.
Pura Tampak Siring
- Monday, May 17, 2010, 22:54
- Obyek wisata
- 761 views
- Kontak kami
Pura Tampak Siring juga dikenal dengan Pura Tirta Empul yang tepat berada disebelah Istana Tampak Siring yang dibangun oleh mantan Presiden Sukarno dalam kunjungannya pada tahun 1954. Pura Tampak Siring sendiri dibangun pada abad ke 926 sebelum masehi oleh Dinasti Warmadewa. Pura Tampak Siring ini memiliki dua tempat mandi dan terdapat Ukiran – ukiran yang indah dan Garuda di halaman gedung.
Komplek permandian ini berada dikota Gianyar, kira – kira bisa ditempuh selama 1 jam perjalanan dari kota Denpasar dan 1.5 jam dari daerah Kuta. Pura Tampak Siring adalah salah satu dari enam pura yang paling penting seperti Pura Besakih dan Pura Uluwatu. Para pengunjung biasanya diijinkan masuk ke areal pura hanya sampai ke halaman gedung utama dimana mereka dapat menikmati pemandangan Tugu kembar yang indah dengan pintu masuk yang terpisah.
Di pura ini terdapat sumber mata air suci yang sangat disakralkan. Para umat biasanya melakukan meditasi dan mandi di mata air ini yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit. Selama bulan purnama atau upacara keagamaan, Pura Tampak Siring banyak dikunjungi oleh umat untuk melakukan persembahyangan.
Pura Tampak Siring dilengkapi dengan fasilitas seperti tempat parkir yang luas, warung makanan dan minuman dan toko penjual Cinderamata. Terdapat juga beberapa restoran diluar areal Pura.\
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
BADUNG
DENPASAR
GIANYAR
Ubud
BANGLI
Kintamani
TABANAN
BULELENG
Pantai Lovina
Pura Ponjok Batu
Pura Beji
Danau Buyan dan Tamblingan
Brahmavihara-Arama
Air Terjun Singsing
Pantai Lovina
Pura Ponjok Batu
Pura Beji
Danau Buyan dan Tamblingan
Brahmavihara-Arama
Air Terjun Singsing
KARANGASEM
Pantai Tulamben
Taman Ujung
Taman Tirta Gangga
Telaga Waja
Putung
Puri Agung Karangasem
Pura Lempuyang
Pura Besakih
Padang Bai
Gunung Agung
Tenganan
Pantai Tulamben
Taman Ujung
Taman Tirta Gangga
Telaga Waja
Putung
Puri Agung Karangasem
Pura Lempuyang
Pura Besakih
Padang Bai
Gunung Agung
Tenganan
RUPA-RUPA
WORK IN BALI
Bursa Kerja-Denpasar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar